Kamis, 08 Mei 2014

Membuat Polar Effect dengan Filter Polar Coordinates

Ini efek yang fun banget kayaknya.. soalnya bisa bikin foto kota atau orang jadi unik dan aneh.. hehehe..
Karena terjadi “penerangan” listrik bergantian di Jakarta, Kantor saya kebagian yang belom diterangin.. alias masih mati listriknya.. Alhasil saya nulis tutorial ini diCuppacoffee plaza senayan Ratu plaza.. hayah.. gaya banget yah.. :p tapi gak apa-apa.. enak lho kopi nya.. seperti biasa saya cuman nyicip black coffee aja..gak seperti di cafe coffee yang laen.. disini porsi kopi nya segede gentong.. hahaha.. parah dah.. bisa buat 2 orang kayaknya.. kalo ada yang temen deket-deket sini silahkan dateng.. bantuin minum kopi saya .. gak kuat euy..! pembukaan nya cukup sekian dan terima kasih.. bye..
Oia… tutorialnya lupa.. :p
Syarat membuat gambar polar ini gambarnya musti ukuran gede.. soalnya nanti gambar akan tereduksi jadi kecil.. kalo gambar kecil bisa pecah hasilnya..
Buka gambar kota landscape (mamanjang ke samping) .sementara cari sendiri yah gambarnya di google .. gambar ori nya ketinggalan di kantor euy.. maap..
Kita harus hapus bagian pohon-pohonannya diganti dengan laut.. lho.. gimana caranya ? gampang kok..
Seleksi bagian kecil dari air trus tekan ctrl+c (copy) lalu ctrl +v (paste) nanti akan terbentuk layer baru secara otomatis..
perbesar dikit dan geser ke bagian pepohonan..
hapus bagian yang keliatan gak normal yaitu ada batas kotak nya dengan eraser tool .. softround sekitar 300 atau secukupnya..
Kalo udah.. silahkan duplikat layer 1 tadi dengan menekan Ctrl+J.. lalu geser dikit ke samping nya..
Hapus bagian yang kurang sreg di hati.. yaitu batas kotaknya dengan eraser tool soft round.
cara yang sama buat yang lainnya.. sehingga gambarnya berubah jadi gini :
Gabungkan semua layer dengan menekan ctrl +E dimulai dari layer paling atas.
Selanjutnya .. ini langkah yang menyebalkan.. karena butuh ketelitian.. hehehe ..
Seleksi bagian gedung-gedung dan laut yang tadi dibuat dengan menggunakan PEN TOOL..
singkat cerita .. hasil seleksi dengan pen tool semacam ini
Klik kanan di gambar > make selection
Nih hasil seleksinya
Tekan CTRL + J untuk menduplikat yang terseleksi.. nanti terbentuk layer baru dengan gambar hasil seleksi.
Crop bagian yang nanti akan dipake yaitu bagian gedung dan laut nya..
tekan enter.. supaya crop nya bekerja atau klik 2x .
Hilangkan gambar di background dan ganti dengan warna putih.. tekan ctrl + backspace di layer background
karena prinsip Polar coordinates adalah memutar gambar sehingga bagian kanan dan kiri tersambung.. maka harus kita setting agar pas dipolar gak keliatan sambungannya..
Seleksi bagian kanan gambar di layer 1..
Tekan ctrl+ X (cut) dan tekan ctrl+v (paste) , akan terbentuk layer baru dengan gambar yang terseleksi tadi.
Geser hasil cut paste tadi ke bagian kiri gambar dan geser gambar utuh ke bagian kanan .. nempel di batas sisi.
Gabungkan kedua layer dengan menekan CTRL+ E.. dari layer yang paling atas yah..
Karena di penggabungan tadi ada yang kurang alami.. manipulasi dikit sambungannya dengan clone tool..
Hasil manipulasi batas sambungan seperti ini jadinya..
Klik Image > Rotate canvas > 180 derajat
Klik Filter > Distort >  Polar Coordinates
hasilnya agak gepeng
benerin kegepengan ituh.. dengan cara drag titik tengah samping kanan ke kiri sampai keliatan bulet
Hasilnya setelah background nya di kasih warna
bagus kan..
Bisa juga diaplikasikan ke foto yang orang nya lagi berjejer.. ini contohnya
selamat mencoba yah …

Sumber : http://ilmuphotoshop.com/membuat-polar-effect-dengan-filter-polar-coordinates/

Legenda Ular n’Daung

Dahulu kala, di kaki sebuah gunung di daerah Bengkulu hiduplah seorang wanita tua dengan tiga orang anaknya. Mereka sangat miskin dan hidup hanya dari penjualan hasil kebunnya yang sangat sempit. Pada suatu hari perempuan tua itu sakit keras.
Orang pintar di desanya itu meramalkan bahwa wanita itu akan tetap sakit apabila tidak diberikan obat khusus. Obatnya adalah daun-daunan hutan yang dimasak dengan bara gaib dari puncak gunung.
Alangkah sedihnya keluarga tersebut demi mengetahui kenyataan itu. Persoalannya adalah bara dari puncak gunung itu konon dijaga oleh seekor ular gaib. Menurut cerita penduduk desa itu, ular tersebut akan memangsa siapa saja yang mencoba mendekati puncak gunung itu.
Diantara ketiga anak perempuan ibu tua itu, hanya si bungsu yang menyanggupi persyaratan tersebut. Dengan perasaan takut ia mendaki gunung kediaman si Ular n’Daung. Benar seperti cerita orang, tempat kediaman ular ini sangatlah menyeramkan. Pohon-pohon sekitar gua itu besar dan berlumut. Daun-daunnya menutupi sinar matahari sehingga tempat tersebut menjadi temaram.
Belum habis rasa khawatir si Bungsu, tiba-tiba ia mendengar suara gemuruh dan raungan yang keras. Tanah bergetar. Inilah pertanda si Ular n’Daung mendekati gua kediamannya. Mata ular tersebut menyorot tajam dan lidahnya menjulur-julur.  Dengan sangat ketakutan si Bungsu mendekatinya dan berkata, “Ular yang keramat, berilah saya sebutir bara gaib guna memasak obat untuk ibuku yang sakit. Tanpa diduga, ular itu menjawab dengan ramahnya, “bara itu akan kuberikan kalau engkau bersedia menjadi isteriku!”
Si Bungsu menduga bahwa perkataan ular ini hanyalah untuk mengujinya. Maka iapun menyanggupinya. Keesokan harinya setelah ia membawa bara api pulang, ia pun menepati janjinya pada Ular n’Daung. Ia kembali ke gua puncak gunung untuk diperisteri si ular.
Alangkah terkejutnya si bungsu menyaksikan kejadian ajaib. Yaitu, pada malam harinya, ternyata ular itu berubah menjadi seorang ksatria tampan bernama Pangeran Abdul Rahman Alamsjah.
Pada pagi harinya ia akan kembali menjadi ular. Hal itu disebabkan oleh karena ia disihir oleh pamannya menjadi ular. Pamannya tersebut menghendaki kedudukannya sebagai calon raja.
Setelah kepergian si bungsu, ibunya menjadi sehat dan hidup dengan kedua kakaknya yang sirik. Mereka ingin mengetahui apa yang terjadi dengan si Bungsu. Maka merekapun berangkat ke puncak gunung. Mereka tiba di sana diwaktu malam hari.
Alangkah kagetnya mereka ketika mereka mengintip bukan ular yang dilihatnya tetapi lelaki tampan. Timbul perasaan iri  dalam diri mereka. Mereka ingin memfitnah adiknya.
Mereka mengendap ke dalam gua dan mencuri kulit ular itu. Mereka membakar kulit ular tersebut. Mereka mengira dengan demikian ksatria itu akan marah dan mengusir adiknya itu. Tetapi yang terjadi justru kebalikannya. Dengan dibakarnya kulit ular tersebut, secara tidak sengaja mereka membebaskan pangeran itu dari kutukan.
Ketika menemukan kulit ular itu terbakar, pangeran menjadi sangat gembira. Ia berlari dan memeluk si Bungsu. Di ceritakannya bahwa sihir pamannya itu akan sirna kalau ada orang yang secara suka rela membakar kulit ular itu.
Kemudian, si Ular n’Daung yang sudah selamanya menjadi Pangeran Alamsjah memboyong si Bungsu ke istananya. Pamannya yang jahat diusir dari istana. Si Bungsu pun kemudian mengajak keluarganya tinggal di istana. Tetapi dua kakaknya yang sirik menolak karena merasa malu akan perbuatannya.

LUTUNG KASARUNG

Pada jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang pimpin oleh seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung.
Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya Purbasari.
Pada saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,” kata Prabu Tapa.
Purbasari memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat menggantikan Ayah mereka. “Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya. Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. “Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu !” ujar Purbararang.
Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, “Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini pasti akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri”. “Terima kasih paman”, ujar Purbasari.
Selama di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya.
Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini membuktikan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum.
Keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut. “Apa manfaatnya bagiku ?”, pikir Purbasari. Tapi ia mau menurutinya. Tak lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut.
Di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu panjang rambut. “Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !”, kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang.
“Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku”, kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, “Jadi monyet itu tunanganmu ?”.
Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua kembali ke Istana.
Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung.